Dengan diawali oleh bunyi sirene tanda telah terjadi gempa , Kapten kelas memerintahkan seluruh murid untuk tetap tenang dan berlindung di bawah meja, menggunakan kursi, kantong rangsel, tangan dan alat lainnya , terutama untuk melindungi kepala dari reruntuhan atau benda yang jatuh. Kemudian setelah gempa terasa berkurang, Kapten kelas mulai memerintahkan teman – temannya untuk keluar satu persatu dengan tenang lalu berbaris di depan kelas, setelah itu dengan tetap tenang dan tetap melindungi kepala, semuanya berkumpul di titik kumpul.
Itulah simulasi Pendidikan Tanggap Bencana yang diselenggarakan SMP Juara Bandung, Rabu(17/10). Sebelumnya murid dari kelas 7 – 9 sekira 160 anak mendapatkan terlebih dahulu materi mengenai ancaman bahaya bencana, sesuai keadaan dan kondisi masing – masing daerah, dari Joko Ardi yang merupakan Ketua dari LSM Relawan Indonesia (Relindo). Relindo yang berpusat di Jakarta dan berdiri sejak 2011 ini sudah berpengalaman dalam menangani berbagai macam bencana di Indonesia , seperti yang terjadi baru – baru ini di Lombok NTB dan Poso serta Donggala.
Dalam pelatihan sebelum simulasi, Joko Ardi secara detail menjelaskan mengenai bencana gempa dan tindakan bila terjadi gempa di sekolah, diantaranya adalah merunduk, melindungi kepala, dan berlindung di bawah benda yang kokoh dan kuat, setelah itu evakuasi atau keluar bangunan sekolah dan brerkumpul di tempat yang aman. Lalu dipilih seorang Kapten dari tiap kelas sebagai pemimpin saat proses penyelamatan. Kegiatan ini diliput pula oleh beberapa media cetak dan elektronik.
Nunung Nurohmah, S.Pd. Wakasek Kurikulum yang juga penanggung jawab kegiatan , mengungkapkan bahwa kejadian bencana adalah kejadian khusus karena itu tidak bisa diduga kapan akan terjadi. Hal yang dapat dilakukan adalah mempersiapkan reaksi murid serta memperbaiki sikap dan meningkatkan kemampuan murid menghadapi bencana. Maka pelatihan ini berguna untuk menguji tingkat kesiapsiagaan dan membiasakan diri para guru, siswa dan lainnya dalam menghadapi bencana, khususnya gempa. Jihan murid kelas 9 merasa senang, karena sebelum bencana terjadi dia sudah tahu cara menyelamatkan diri
Joko Ardi di akhir kegiatan menerima cindera mata dari Kepala Sekolah. Selain itu Joko juga mengingatkan agar sekolah rutin mengadakan simulasi mitigasi bencana , serta memasang sensor tanda bahaya gempa serta kebakaran.
(Kontributor : Ginanjar Rahayu, S.Pd)