Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pada pembelajaran matematika Bab Aritmetika Sosial (akhir Januari 2020 ), peserta didik diberikan proyek untuk berjualan secara berkelompok. Proyek ini berlangsung selama 2 pekan. Kegiatan di awali dengan penjelasan dari guru mengenai gambaran kegiatan aritmetika sosial di lingkungan sekitar kita.
Adapun langkah-langkahnya yaitu peserta didik bersama kelompoknya diminta untuk membuat perencanaan penjualan, termasuk di dalamnya apa yang akan dijual, darimana modal yang akan digunakan, berapa keuntungan yang diharapkan dan hal teknis lainnya.
Pada pertemuan berikutnya, peserta didik diminta membuat iklan yang baik untuk mempromosikan apa yang akan mereka jual. Pada hari yang disepakati mereka berjualan di kantin sekolah, kemudian membuat laporan hasil penjualan yang telah mereka lakukan.
Pada perencanaan penjualan, peserta didik berdiskusi apa yang akan mereka jual, menariknya menggunakan modal yang beragam, ada yang membagi rata jumlah modal, ada yang mencari pinjaman dari salahsatu orangtua, ada yang menawarkan diri untuk menyiapkan bahan yang dibutuhkan, dan lain sebagainya.
Setelah proses pembuatan iklan selesai, sehari sebelum berjualan, beberapa kelompok ada yang menyebarkan flyer iklan yang mereka buat untuk teman-teman dari kelas lain dan juga guru. Memberi tahu bahwa akan ada menu spesial di kantin esok hari.
Proses jual beli di kantin pun sangat menarik, karena ternyata ada kelompok siswa yang sangat menarik melakukan pengemasan produknya, ada juga menu makanan kekinian yang banyak diminati siswa. Adapula siswa yang tidak memilih memasak sendiri makanan yang dijual, dia memilih yang lebih praktis, yaitu membeli makanan yang sudah jadi di sebuah kedai, kemudian dijual kembali di sekolah.
Saat presentasi kelompok di kelas, peserta didik mengaku antusias untuk berjualan, merasa senang, sekaligus tertantang untuk bisa menyelesaikan proyek dengan baik. Beberapa kelompok mendapatkan keuntungan 100% dari modal yang mereka keluarkan. Yang terpenting adalah peserta didik belajar bahwa kita membutuhkan proses yang panjang sampai terkumpulnya uang beberapa puluh ribu rupiah dari berjualan sehingga membuat peserta didik lebih menghargai uang dan menabung. Selain itu, peserta didik belajar untuk melakukan perencanaan yang baik dalam berdiskusi dengan teman-teman, belajar memecahkan masalah bersama dan softskill lainnya.
(Kontributor : Ika Mustika, S.Pd)