Jika ditanya kenapa siswa sulit menulis dalam Bahasa Inggris, Tentu banyak alasannya. Tidak punya ide, keterbatasan kosa-kata, dan yang paling mendasar tentu saja masalah gramatikal atau tata bahasa. Masalah-masalah tersebut menjadikan siswa takut untuk menulis.
Pandemik Covid-19 yang mengharuskan siswa belajar di rumah dilihat Guru Bahasa Inggris SMP Juara Bandung, Wahyudi, S.Pd, sebagai peluang mengajarkan siswanya kemampuan menulis dalam Bahasa Inggris. Pasalnya, siswa mengalami peristiwa yang tidak biasa dibanding hari-hari sebelumnya. Tentu saja ini menghadirkan ide-ide segar bagi siswa untuk menulis. Dalam hal ini Wahyudi, S.Pd. menghadirkan pembelajaran menulis dengan cara siswa menulis Diary atau catatan harian.
Dalam pembelajaran menulis Diary, siswa diminta menulis apapun baik perasaan, kegiatan, maupun perintiwa yang dialami pada hari itu. Tidak harus panjang, tiga sampai lima kalimat cukup untuk ditulis tiap harinya. Agar siswa semakin antusias, mereka diperbolehkan menghias tulisannya dengan gambar, grafik maupun emotikon yang mereka sukai. Siswa juga diminta untuk menuliskan kata baru yang dia temukan ketika sedang menyusun tulisannya. Hal ini juga sebagai implementasi program “One Day One Vocab” yang diselenggarakan di setiap Sekolah Juara.
Setelah siswa selesai menulis Diarynya, mereka mengirimkan hasil tulisannya melalui media sosial. Kemudian guru memberikan feedback (umpan balik) kepada siswa. Umpan balik dilakukan dengan apresiasi terhadap tulisan siswa dan mengoreksi kesalahan tata bahasa maupun diksi yang digunakan.
Wahyudi, S.Pd. mengatakan, setelah satu pekan berlangsung, ternyata sudah terlihat perkembangan tulisan siswa dalam diarynya, baik dalam penyusunan ide, diksi, maupun tata bahasa yang digunakan.
(Kontributor: Wahydi, S.Pd)