Mengenal Makanan untuk Belajar Menghargai, Field Trip SMP Juara Bandung ke Kampung Adat Cireundeu

field trip smp juara bandung

Jumat (28/02) Siswa kelas 8 SMP Juara Bandung melakukan field trip ke salah satu kampung adat di Jawa Barat yaitu Kampung Adat Cireundeu. Kampung Adat Cireundeu merupakan kampung adat yang terletak di kota Cimahi, Jawa Barat. Kegiatan rutin field trip SMP Juara ke kampung adat cireundeu bertujuan untuk mengenalkan siswa mengenal kehidupan sosial dan budaya yang ada di kampung tersebut. Didampingi tiga orang pendidik yaitu satu wakasek kurikulum Nunung Nurrohmah dan dua orang guru mata pelajaran Sonia Rahayu serta Ujang Permana.

Saat memasuki wilayah kampung adat cireundeu, seluruh siswa dan pendidik disambut baik oleh warganya. Kang Jajat sebagai pemandu field trip kali ini merupakan salah satu warga dan budayawan asli kampung adat cireundeu. Berkumpul di balai desa, siswa SMP Juara Bandung mendengar penuturan pemandu mengenai sosial dan budaya yang ada di kampung tersebut. Siswa dikenalkan makanan pokok warganya yaitu singkong dan perayaan upacara besar 1 Sura sebagai ciri khas kampung yang terkenal dengan sebutan “Pahlawan Pangan”.

Mengenal filosofi kampung adat cireunde “teu nyawah asal boga pare, teu boga pare asal boga beas, teu boga beas asal bisa nyangu, teu nyangu asal dahar, teu dahar asal kuat” mengajarkan kepada siswa untuk menghargai makanan dan mengubah paradigmanya untuk mengetahui bahwa semua jenis makanan adalah sumber kekuatan. Tidak ada nasi tidak menjadi masalah karena ada sumber kabohidrat lainnya, seperti halnya singkong yang menjadi sumber energi untuk tubuh.

Setelah mendapatkan informasi umum terkait kampung adat cireundeu, siswa diberikan kesempatan bertanya untuk menggali informasi lebih dari Kang Jajat. Siswa juga diberi kesempatan untuk mengunjungi kebun singkong dengan syarat alas kaki di buka untuk menyatukan diri dengan alam melalui tanah.

Diakhir kunjungan ini, siswa melihat proses olahan singkong yang dapat diolah menjadi berbagai macam aneka makanan yang dapat dibeli sebagai buah tangan. Setelah itu siswa dan pendidik berpamitan pulang untuk kembali ke sekolah.

Banyak pembelajaran dan hal positif yang dapat diambil dari kampung adat cireundeu. Namun, jika hanya diambil tanpa mengimplementasikannya akan menjadi sebuah teori belaka.
(Kontributor: Sonia Rahayu, S.Pd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *