HEBOHNYA MURID KELAS VII AF BERBALAS PANTUN DENGAN TEMA KEBERSIHAN

Karya sastra terrbagi ke dalam beberapa jenis diantaranya adalah prosa, puisi, dan drama. Puisi sendiri terbagi ke dalam puisi lama / rakyat dan puisi modern. Puisi rakyat merupakan warisan budaya bangsa yang hingga kini masih terpelihara. Puisi rakyat berupa pantun i, syair, dan gurindam. Pantun kaya akan muatan nilai moral, agama, dan budi pekerti. Pesan – pesan kebaikan melalui pantun disampaikan dengan cara tidak langsung, bahkan kadang jenaka, sehingga pesan tersampaikan, tanpa membuat orang tersinggung.
Sesuai dengan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) murid kelas VII yang diharapkan dalam tema Puisi Rakyat yaitu murid membuat dan menyajikan puisi rakyat dengan memperhatikan struktur, rima, dan penggunaan bahasa. Maka selama tiga pertemuan , murid kelas VII mendapatkan materi pokok mengenai puisi rakyat , khususnya pantun. Pengembangan materi pokok diantaranya contoh teks pantun, bait , baris, kata berima, struktur , pola pengembangan, kalimat yang digunakan , dan terakhir membuat serta menyajikan puisi rakyat (pantun)
Di kelas VII AF SMP Juara Bandung, Jumat (08/02) , Ginanjar Rahayu, S.Pd. guru Bahasa Indonesia mengajar untuk terakhir dalam materi pokok pantun dengan pengembangan materi mengenai membuat serta menyajikan pantun. Sebelum menugaskan , Ginanjar Rahayu, S.Pd. terlebih dahulu mengulas materi yang telah diberikan. Mengenai macam karya sastra, jenis puisi dan ciri pantun. Kemudian diselingi dengan tanya jawab antar guru dan murid.

Kemudian murid, diberikan materi cara membuat pantun , setelah dijelaskan dan dipahami murid , Ginanjar Rahayu, S.Pd. menugaskan murid kelas VII AF membuat pantun dengan tema kebersihan. Sebanyak 5 pantun. Dengan tekun dibawah bimbingan guru, murid membuatnya. Setelah membuat pantun diadakan kegiatan duel atau berbalas pantun antar murid. Mereka dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan baris duduk.

Agar duel semakin ramai , dipilih dua orang murid untuk menjadi pembawa acara, Rijal dan Alwi. Mereka berdua kemudian membuka duel dengan beberapa pantun pembuka. Beberapa murid yang ditunjuk kemudian membacakan pantun, diantaranya Salimah dengan pantun sebagai berikut:
Pagi – pagi menyimpan uang
Uang disimpan di dalam saku
Jika ingin hidupmu senang
Jagalah kebersihan lingkunganmu

Kemudian Arien membawakan pantun sebagai berikut
Jalan – jalan ke rumah ayah
Di sana banyak nyonya – nyonya
Siapakah ini yang buang sampah
Tidak dipikir kotornya.

Setelah beberapa anak membacakan hasil karyanya, kemudian pembawa acara berpantun dengan gayanya yang jenaka. Tentu saja mengundang gelak tawa murid lain. Diakhir pembelajaran kemudian guru bersama murid menyimpulkan materi kali ini mengenain hikmah atau pelajaran yang dapat diambil dari cara orang berkomunikasi melalui pantun.

(Kontributor : Ginanjar Rahayu, S.Pd.)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *